Pengertian Puisi Lama Lengkap Dengan Contohnya

Pengertian Puisi Lama Lengkap Dengan Contohnya akan saya sajikan dalam kesempatan ini, untuk itu silahkan disimak ya sobat Pintarsiana. Sebagaimana puisi modern atau puisi baru, pengertian puisi lama juga berbeda dengan prosa. Jika prosa lebih mengarah kepada penceritaan yang gamblang dan runtut, maka puisi berisi kata-kata yang dipadukan agar indah dibaca. Karena itu, puisi lama merupakan salah satu ragam karya sastra yang dapat dikategorikan sebagai sajak.

Berikut Pengertian Puisi Lama Lengkap Dengan Contohnya :

Pengertian Puisi Lama


Meskipun sama-sama puisi, namun puisi lama berbeda dengan puisi baru. Perbedaannya terletak pada aturan baku yang mengikatnya. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pengertian puisi lama adalah karya sastra sejenis sajak yang bentuknya terikat kepada beberapa aturan baku. Penerapan aturan-aturan baku ini bisa berbeda antara satu jenis puisi lama dengan jenis lainnya.

Pengertian Puisi Lama Lengkap Dengan Contohnya

Perbedaan inilah yang kemudian dapat menjadi ciri dari masing-masing jenis puisi lama. Beberapa aturan yang mengikat dalam puisi lama di antaranya adalah rima, jumlah kata/suku kata, jumlah baris, hingga irama. Aturan-aturan ini akan dibahas lebih jauh dalam Ciri-ciri Puisi Lama.

Ciri-ciri Puisi Lama


Puisi lama memiliki beberapa ciri-ciri yang membuatnya dapat mudah dikenali. Di antara ciri-cirinya yaitu:

Merupakan sastra lisan. Pengertian puisi lama sebagai sastra lisan disebabkan karena jenis puisi ini kebanyakan dituturkan dari mulut ke mulut. Penyebarannya pun dilakukan turun temurun dari generasi ke generasi.

Seringkali tidak diketahui pengarangnya. Hal ini kemungkinan juga merupakan pengaruh dari  penyebarannya yang  berkembang melalui mulut ke mulut. Orang-orang hanya menyampaikan isi puisinya, namun tidak menyertakan siapa pencipta awal karya tersebut.

Inilah juga yang membedakan puisi lama dan puisi baru. Jika para pengarang mulai sadar akan hak cipta, puisi lama biasanya tersebar begitu saja  dan bahkan mungkin telah mendapatkan berbagai modifikasi. Namun demikian, beberapa karya puisi lama ada juga yang diketahui pengarangnya, contohnya seperti Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji.

Terikat aturan baku yang cukup ketat. Penerapan aturan ini berbeda-beda sesuai dengan jenis  puisi lama yang ditulis. Peraturan seperti keharusan adanya rima atau persajakan  (persamaan bunyi akhir) dan jumlah suku kata tertentu, dapat dengan mudah diidentifikasi dalam puisi lama jenis pantun.

Pada karya talibun, salah satu ciri utamanya adalah barisnya yang harus berjumlah genap. Sementara itu, untuk dapat disebut gurindam, sebuah karya harus memiliki struktur masalah-solusi.

Jenis-jenis Puisi Lama beserta Contohnya


Puisi lama terbagi menjadi beberapa jenis. Setiap jenisnya memiliki bentuk dan aturan masing-masing. Ada kalanya beberapa jenis memiliki kemiripan, namun ada juga yang berbeda sama sekali. Berikut jenis-jenis puisi lama beserta contohnya.

Pantun


Puisi lama jenis pantun dapat dikatakan sebagai jenis yang paling lestari hingga saat ini. Masih banyak orang yang membuat pantun dengan isi yang semakin disesuaikan dengan perkembangan zaman. Berdasarkan isinya, pantun dapat dikategorikan pula ke dalam beberapa jenis. Misalnya pantun agama, nasihat, cinta, jenaka, hingga teka-teki.

Ciri-ciri pantun di antaranya memiliki 4 baris dengan persajakan a-b-a-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, sementara dua baris terakhir merupakan isi atau pesan yang ingin disampaikan. Dalam satu baris terdapat 8-12 suku kata.

Berikut contoh pantun:


Jalan-jalan ke Banjarmasin
Di perjalanan membeli kentang
Biar hidup terlihat miskin
Terasa nyaman tiada utang


Hutan sabana dan hutan bakau
Mencari sumur ke hutan rawa
Kepala merah badannya hijau
Berjalan mundur apa namanya

Syair


Sama seperti pantun, syair juga memiliki 4 baris dalam 1 bait dan dalam setiap barisnya terdiri dari 8-14 suku kata. Namun dalam syair, persajakan yang digunakan adalah a-a-a-a, dan semua baris adalah isi pesan dari syair tersebut. Berikut contoh syair.

Di masyarakat haruslah sadar
Ada penyakit harus menghindar
Cucilah tangan dengan benar
Pakailah masker sesuai standar

Gurindam


Sementara itu, gurindam hanya memiliki 2 baris dalam tiap baitnya. Kedua baris ini pun harus memiliki rima. Isi dari gurindam biasanya menjelaskan suatu persoalan pada baris pertama. Kemudian di baris kedua, ditampilkan solusi atau akibat dari persoalan tadi. Berikut contoh yang diambil dari potongan Gurindam Dua Belas pasal 3 :

Apabila terpelihara mata
sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
khabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah
niscaya dapat daripadanya paedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
daripada segala berat dan ringan

Seloka


Menurut Madong Lubis, seloka tidak lain adalah pantun rantai alias pantun berkait. Baris kedua dan keempat pada bait pertama merupakan baris pertama dan ketiga pada bait kedua, dan seterusnya. Dari pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa semestinya sebuah seloka tidaklah hanya terdiri dari satu bait.

Karenanya, secara struktur seloka mengadopsi pantun atau syair. Tetapi tidak terbatas hanya 4 baris, jumlah baris pada seloka bisa juga lebih dari itu. Sementara untuk isinya, seloka lebih mengarah kepada sindiran atau bahkan ejekan. Berikut contoh seloka.

Pergi ke hutan mencari kayu
Pergi ke sawah menanam padi
Tiada guna wajah yang ayu
Kalau perilaku tak baik budi


Pergi ke sawah menanam padi
Pulang ke rumah mencari makan
Kalau perilaku tak baik budi
Siapa mau menjadi teman

Karmina


Dapat disebut juga pantun kilat, karmina bersifat sama seperti pantun namun hanya terdiri dari 2 baris Sampiran terletak di baris pertama, sementara isinya di baris kedua.  Penggunaan armina juga masih umum di masa sekarang. Namun orang-orang seringkali menyebutnya pantun, dan kurang mengenal kata karmina. Berikut contoh karmina.

Buah kelapa buah delima
Cantik rupanya siapa yang punya

Semut berjalan gajah melompat
Orang beriman pasti selamat

Banyak bunga tumbuh di taman
Siapa namanya ayo kenalan


Talibun


Jika pada karmina pantun dibuat lebih singkat, maka dalam talibun jumlah bris bisa menjadi lebih banyak.  Dan karena  struktur talibun juga terdiri dari sampiran-isi, maka jumlah barisnya harus genap. Untuk persajakannya, talibun menggunakan a-b-c-a-b-c ataua a-b-c-d-a-b-c-d hingga seterusnya tergantung jumlah barisnya. Berikut contoh talibun.

Ke pasar pagi membeli kain
Beli penyedap berbeda arah
Saat kembali dapat semua
Berjumpa lagi di tempat lain
Wajahnya tetap tidak berubah
Keadaannya tak lagi sama

Bidal


Pengertian puisi lama jenis bidal lebih mengarah kepada pepatah atau peribahasa. Isinya seringkali berupa pelajaran kehidupan atau sindiran dan kritikan terhadap hal tertentu, tetapi dengan bahasa kiasan. Terkadang bentuknya juga masih terikat dengan rima dan irama. Bidal juga memiliki beberapa jenis, di antaranya:

-Ungkapan, contohnya gulung tikar (artinya bangkrut); buah bibir (artinya menjadi bahan pembicaraan).

-Tamsil, contohnya air beriak tanda tak dalam (artinya banyak bicara bisa jadi tanda kurang berilmu); dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung (artinya di manapun berada, berusahalah untuk mengikuti aturan setempat).

Mantra


Berbeda dengan jenis puisi lama lainnya yang berisi pesan-pesan  bagi sesama manusia, mantra justru  memiliki nilai magis di dalamnya. Mantra biasanya digunakan dalam ritual-ritual tertentu dan seringkali dikaitkan dengan dunia gaib. Secara teknis, bentuk mantra pun tidak terlalu terikat dengan aturan seperti pada karya puisi lama lainnya. Contoh mantra yatu:

Bismillahirrohmanirrohim
Hai besi bangunlah kau si rajabesi
Yang bernama si ganda bisa
Engkau duduk di kepala jantungku

Bersandar di tiang arasy
Kuminta tinggalkan insanku
Kuminta rendah insan sekalian
Berkat aku memakai kodrat wujud Sayyidina Ali Bujur lalu melintang patah

Lalu juga kehendak Allah
Berkat Lailahaillallah
Muhammadur rasulullah

Penutup

Demikianlah artikel pengertian puisi lama. Perkembangan zaman memang turut mempengaruhi perkembangan kesusastraan. Namun, mempelajari hal-hal yang pernah berjaya pada masanya akan tetap menjadi cara yang baik untuk semakin memperkaya wawasan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel