Pengertian Geografi : Prinsip, Persebaran dan Konsepnya
Thursday 9 April 2020
Pengertian Geografi : Prinsip, Persebaran dan Konsepnya - Mempelajari geografi adalah proses mengenali berbagai fenomena di atas permukaan bumi. Namun, pengertian geografi tidak dapat hanya disebutkan secara sempit berupa fenomena yang tampak. Dalam kajian geografi juga akan ditemukan berbagai data yang dapat disajikan secara mendalam. Data-data tersebut dapat dijadikan patokan untuk mempelajari fenomena yang terjadi di kemudian hari.
Geografi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari segala fenomena, alam maupun sosial yang terjadi di atas permukaan bumi. Secara bahasa, pengertian geografi berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata. Geo berarti bumi dan dan graphein berarti tulisan.
Terdapat 4 prinsip dalam geografi. Prinsip-prinsip ini adalah dasar yang harus dipegang ketika mempelajari geografi agar mendapatkan kesimpulan yang dapat dipahami bersama. Keempatnya adalah persebaran, interelasi, deskripsi dan korologi.
Pada prinsip persebaran, hal yang perlu dipahami adalah bahwa fenomena-fenomena geografis tersebar secara tidak merata di seluruh permukaan bumi. Misalnya flora dan fauna di wilayah tropis belum tentu bisa ditemukan di wilayah sub-tropis.
Contoh lainnya adalah wilayah dengan karakteristik seperti apa yang dapat memiliki gunung api. Dan tidak hanya fenomena alam, tetapi fenomena budaya pun dapat dibahas. Dengan memahami prinsip ini, maka pengkajian suatu fenomena akan lebih terarah.
Sementara itu, prinsip interelasi menjelaskan bahwa fenomena geografi apapun memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan ini dapat terjadi secara silang, entah itu fenomena alam yang kemudian mempengaruhi fenomena sosial ataupun sebaliknya. Selain itu, fenomena sejenis pun bisa saling mempengaruhi.
Salah satu contohnya adalah adanya fenomena hewan buas seperti harimau yang masuk ke pemukiman. Hal ini tentunya sangat meresahkan warga. Tetapi jika ditelusuri, fenomena ini mungkin saja terjadi akibat alih fungsi lahan besar-besaran yang pelakunya tidak lain adalah manusia juga. Para hewan di hutan pun akhirnya berusaha mencari tempat tinggal baru.
Prinsip deskripsi berusaha menjelaskan suatu fenomena secara detail dan lengkap. Karena itu, dalam penerapan prinsip ini biasanya digunakan data berupa statistik dan kronologi. Prinsip ini pada intinya hanya berfokus pada suatu fenomena tanpa terlalu memperhatikan persebaran dan hubungannya dengan fenomena lain.
Salah satu contohnya adalah saat terjadi bencana gunung meletus. Maka data paling mungkin untuk dihimpun adalah berapa banyak korban jiwa, korban luka, dan luasnya lahan yang terdampak. Di sisi lain, juga dapat dilakukan penelitian tentang jenis partikel yang menyembur pada saat kejadian.
Jika ketiga prinsip di atas fokus pada sisi-sisi tertentu, maka prinsip korologi berusaha menggabungkan ketiganya untuk mendapatkan informasi yang utuh. Misalnya ketika di wilayah A terjadi letusan gunung api, puluhan rumah warga tersapu lahar dingin. Sementara itu, ratusan orang terluka dan sebagian meninggal dunia.
Wilayah B dan C ikut terkena hujan abu vulkanik. Ini merupakan fenomena yang dahsyat dan baru bagi warga B dan C. Sebab, selain kedua wilayah tersebut berada di seberang pulau, keduanya juga terletak di lempeng yang stabil dan tidak mempunyai gunung api.
Terdapat 10 konsep geografi yang menjadi substansi pokok untuk mempelajari ilmu ini secara tepat dan menyeluruh. Semuanya memiliki karakteristik tersendiri namun perlu dihubungkan dengan satu sama lain untuk menjadi informasi lengkap.
Konsep yang pertama ini adalah tentang di permukaan bumi bagian mana suatu fenomena geografi terjadi. Terdapat 2 jenis lokasi. Pertama adalah lokasi absolut, yaitu lokasi yang dapat diketahui melalui titik koordinat berdasarkan garis bujur dan garis lintang. Sementara lokasi yang kedua yaitu lokasi relatif, dilihat dari fenomena geografis di sekitarnya.
Jarak
Pada konsep jarak, fokusnya adalah seberapa jauh rentang atau ruang yang bisa diukur dari satu titik ke titik lainnya. Jarak ini juga mempunyai dua jenis. Pertama, jarak mutlak yang menggunakan pengukuran dan satuan tetap seperti meter atau kaki. Yang kedua adalah jarak relatif yang biasanya diukur dari waktu tempuh.
Sementara itu, morfologi menjelaskan tentang struktur batuan pada permukaan bumi. Perbedaan struktur ini kemudian menciptakan karakteristik masing-masing yang dapat dikenali secara umum. Misalnya orang akan dengan mudah membedakan antara pantai dan gunung, atau sungai dan padang pasir.
Seberapa besar usaha yang harus dikeluarkan untuk mencapai suatu titik merupakan bagian dari keterjangkauan. Beberapa hal yang mempengaruhi keterjangkauan di antaranya adalah jarak, sarana dan prasarana, serta keamanan. Ketika hal-hal ini dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan sebuah titik yang dimaksud mudah dijangkau.
Adanya persebaran fenomena baik alam maupun sosial seiring berjalannya waktu akan membentuk pola yang terstruktur. Misalnya, di suatu aliran sungai terdapat pemukiman yang memanjang di tepinya. Pemandangan seperti ini tidak hanya dapat ditemui di satu sungai, tetapi juga di banyak sungai lainnya.
Konsep aglomerasi berfokus pada fenomena pemusatan suatu aktivitas dengan karakteristik yang sama di titik tertentu. Misalnya pusat kawasan industri, kawasan perkebunan, pasar, hingga kawasan pemukiman elit.
Konsep yang satu ini berkaitan dengan fungsi suatu wilayah dengan mempertimbangkan morfologi dan gejala sosial yang terjadi. Misalnya daerah dataran tinggi yang sejuk dengan lingkungan masyarakatnya yang masih tradisional. Kondisi seperti ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuka perkebunan teh dalam usaha pengembangan wilayah.
Konsep interaksi/interdependensi menunjukkan adanya hubungan saling ketergantungan antar wilayah dan bagaimana hal itu terjadi. Setiap wilayah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Karenanya, pasti terjadi interaksi antar wilayah oleh adanya desakan kebutuhan.
Pada konsep diferensiasi areal, ditunjukkan bahwa suatu daerah memiliki perbedaan dengan daerah lain, baik fisik maupun sosial. Perbedaan ini akan berpengaruh salah satunya terhadap mata pencaharian. Misalnya daerah sepanjang aliran sungai dapat dimanfaatkan untuk usaha keramba. Sementara daerah sekitar gunung api, penduduknya mungkin banyak yang bercocok tanam karena tanahnya subur.
Konsep keterkaitan ruang mencoba memaparkan bahwa fenomena yang terjadi di suatu wilayah belum tentu disebabkan aktivitas di wilayah itu sendiri. Ada berbagai penyebab dari luar yang perlu dikaji yang mungkin saja sebenarnya merupakan dalang dari fenomena tersebut.
Misalnya terjadinya kenaikan debit air di hilir sungai secara tiba-tiba padahal tidak terjadi hujan. Ternyata hujan turun dengan deras dalam waktu yang lama di daerah dataran tinggi yang merupakan hulu sungai tersebut.
Dalam mempelajari geografi, terdapat 2 objek studi yang dapat dikaji dengan pendekatan berbeda. Objek studi tersebut yaitu objek studi material dan objek studi formal. Keduanya perlu dipelajari secara menyeluruh agar bisa didapatkan kesimpulan secara utuh.
Objek studi material geografi adalah segala fenomena yang ada di permukaan bumi atau geosfer. Tidak hanya mengenai tanah (pedosfer) dan batuan (litosfer). Tetapi juga mencakup lapisan udara (atmosfer), perairan (hidrosfer), dunia flora dan fauna (biosfer), hingga manusia (antroposfer).
Sementara itu, objek studi formal geografi merupakan cara berpikir dalam memandang berbagai fenomena material. Dalam prosesnya, objek studi formal ini diharapkan dapat menjawab fenomena secara menyeluruh dengan rumus 5w+1h.
Karena itu, objek studi formal kemudian bersandar kepada konsep-konsep geografi untuk lebih memperjelas pembahasannya. Misalnya pertanyaan "apa" dapat dijawab dengan konsep Nilai Kegunaan dan "dimana" dapat dijawab dengan konsep Lokasi. Sementara konsep Keterkaitan Ruang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan "bagaimana".
Demikianlah artikel tentang pengertian geografi. Mempelajari segala fenomena yang terjadi di atas permukaan bumi dapat menjadi menyenangkan jika langsung dihadapkan pada contoh nyata. Dan tentunya pengetahuan tersebut juga mendatangkan banyak manfaat.
Pengertian Geografi
Geografi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari segala fenomena, alam maupun sosial yang terjadi di atas permukaan bumi. Secara bahasa, pengertian geografi berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata. Geo berarti bumi dan dan graphein berarti tulisan.
Prinsip Geografi
Terdapat 4 prinsip dalam geografi. Prinsip-prinsip ini adalah dasar yang harus dipegang ketika mempelajari geografi agar mendapatkan kesimpulan yang dapat dipahami bersama. Keempatnya adalah persebaran, interelasi, deskripsi dan korologi.
Persebaran
Pada prinsip persebaran, hal yang perlu dipahami adalah bahwa fenomena-fenomena geografis tersebar secara tidak merata di seluruh permukaan bumi. Misalnya flora dan fauna di wilayah tropis belum tentu bisa ditemukan di wilayah sub-tropis.
Contoh lainnya adalah wilayah dengan karakteristik seperti apa yang dapat memiliki gunung api. Dan tidak hanya fenomena alam, tetapi fenomena budaya pun dapat dibahas. Dengan memahami prinsip ini, maka pengkajian suatu fenomena akan lebih terarah.
Interelasi
Sementara itu, prinsip interelasi menjelaskan bahwa fenomena geografi apapun memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan ini dapat terjadi secara silang, entah itu fenomena alam yang kemudian mempengaruhi fenomena sosial ataupun sebaliknya. Selain itu, fenomena sejenis pun bisa saling mempengaruhi.
Salah satu contohnya adalah adanya fenomena hewan buas seperti harimau yang masuk ke pemukiman. Hal ini tentunya sangat meresahkan warga. Tetapi jika ditelusuri, fenomena ini mungkin saja terjadi akibat alih fungsi lahan besar-besaran yang pelakunya tidak lain adalah manusia juga. Para hewan di hutan pun akhirnya berusaha mencari tempat tinggal baru.
Deskripsi
Prinsip deskripsi berusaha menjelaskan suatu fenomena secara detail dan lengkap. Karena itu, dalam penerapan prinsip ini biasanya digunakan data berupa statistik dan kronologi. Prinsip ini pada intinya hanya berfokus pada suatu fenomena tanpa terlalu memperhatikan persebaran dan hubungannya dengan fenomena lain.
Salah satu contohnya adalah saat terjadi bencana gunung meletus. Maka data paling mungkin untuk dihimpun adalah berapa banyak korban jiwa, korban luka, dan luasnya lahan yang terdampak. Di sisi lain, juga dapat dilakukan penelitian tentang jenis partikel yang menyembur pada saat kejadian.
Korologi
Jika ketiga prinsip di atas fokus pada sisi-sisi tertentu, maka prinsip korologi berusaha menggabungkan ketiganya untuk mendapatkan informasi yang utuh. Misalnya ketika di wilayah A terjadi letusan gunung api, puluhan rumah warga tersapu lahar dingin. Sementara itu, ratusan orang terluka dan sebagian meninggal dunia.
Wilayah B dan C ikut terkena hujan abu vulkanik. Ini merupakan fenomena yang dahsyat dan baru bagi warga B dan C. Sebab, selain kedua wilayah tersebut berada di seberang pulau, keduanya juga terletak di lempeng yang stabil dan tidak mempunyai gunung api.
Konsep Geografi
Terdapat 10 konsep geografi yang menjadi substansi pokok untuk mempelajari ilmu ini secara tepat dan menyeluruh. Semuanya memiliki karakteristik tersendiri namun perlu dihubungkan dengan satu sama lain untuk menjadi informasi lengkap.
1. Lokasi
Konsep yang pertama ini adalah tentang di permukaan bumi bagian mana suatu fenomena geografi terjadi. Terdapat 2 jenis lokasi. Pertama adalah lokasi absolut, yaitu lokasi yang dapat diketahui melalui titik koordinat berdasarkan garis bujur dan garis lintang. Sementara lokasi yang kedua yaitu lokasi relatif, dilihat dari fenomena geografis di sekitarnya.
Jarak
Pada konsep jarak, fokusnya adalah seberapa jauh rentang atau ruang yang bisa diukur dari satu titik ke titik lainnya. Jarak ini juga mempunyai dua jenis. Pertama, jarak mutlak yang menggunakan pengukuran dan satuan tetap seperti meter atau kaki. Yang kedua adalah jarak relatif yang biasanya diukur dari waktu tempuh.
2. Morfologi
Sementara itu, morfologi menjelaskan tentang struktur batuan pada permukaan bumi. Perbedaan struktur ini kemudian menciptakan karakteristik masing-masing yang dapat dikenali secara umum. Misalnya orang akan dengan mudah membedakan antara pantai dan gunung, atau sungai dan padang pasir.
3. Keterjangkauan
Seberapa besar usaha yang harus dikeluarkan untuk mencapai suatu titik merupakan bagian dari keterjangkauan. Beberapa hal yang mempengaruhi keterjangkauan di antaranya adalah jarak, sarana dan prasarana, serta keamanan. Ketika hal-hal ini dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan sebuah titik yang dimaksud mudah dijangkau.
4. Pola
Adanya persebaran fenomena baik alam maupun sosial seiring berjalannya waktu akan membentuk pola yang terstruktur. Misalnya, di suatu aliran sungai terdapat pemukiman yang memanjang di tepinya. Pemandangan seperti ini tidak hanya dapat ditemui di satu sungai, tetapi juga di banyak sungai lainnya.
5. Aglomerasi
Konsep aglomerasi berfokus pada fenomena pemusatan suatu aktivitas dengan karakteristik yang sama di titik tertentu. Misalnya pusat kawasan industri, kawasan perkebunan, pasar, hingga kawasan pemukiman elit.
6. Nilai Kegunaan
Konsep yang satu ini berkaitan dengan fungsi suatu wilayah dengan mempertimbangkan morfologi dan gejala sosial yang terjadi. Misalnya daerah dataran tinggi yang sejuk dengan lingkungan masyarakatnya yang masih tradisional. Kondisi seperti ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuka perkebunan teh dalam usaha pengembangan wilayah.
Interaksi/Interdependensi
Konsep interaksi/interdependensi menunjukkan adanya hubungan saling ketergantungan antar wilayah dan bagaimana hal itu terjadi. Setiap wilayah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Karenanya, pasti terjadi interaksi antar wilayah oleh adanya desakan kebutuhan.
Diferensiasi Areal
Pada konsep diferensiasi areal, ditunjukkan bahwa suatu daerah memiliki perbedaan dengan daerah lain, baik fisik maupun sosial. Perbedaan ini akan berpengaruh salah satunya terhadap mata pencaharian. Misalnya daerah sepanjang aliran sungai dapat dimanfaatkan untuk usaha keramba. Sementara daerah sekitar gunung api, penduduknya mungkin banyak yang bercocok tanam karena tanahnya subur.
Keterkaitan Ruang
Konsep keterkaitan ruang mencoba memaparkan bahwa fenomena yang terjadi di suatu wilayah belum tentu disebabkan aktivitas di wilayah itu sendiri. Ada berbagai penyebab dari luar yang perlu dikaji yang mungkin saja sebenarnya merupakan dalang dari fenomena tersebut.
Misalnya terjadinya kenaikan debit air di hilir sungai secara tiba-tiba padahal tidak terjadi hujan. Ternyata hujan turun dengan deras dalam waktu yang lama di daerah dataran tinggi yang merupakan hulu sungai tersebut.
Objek Studi Geografi
Dalam mempelajari geografi, terdapat 2 objek studi yang dapat dikaji dengan pendekatan berbeda. Objek studi tersebut yaitu objek studi material dan objek studi formal. Keduanya perlu dipelajari secara menyeluruh agar bisa didapatkan kesimpulan secara utuh.
Material
Objek studi material geografi adalah segala fenomena yang ada di permukaan bumi atau geosfer. Tidak hanya mengenai tanah (pedosfer) dan batuan (litosfer). Tetapi juga mencakup lapisan udara (atmosfer), perairan (hidrosfer), dunia flora dan fauna (biosfer), hingga manusia (antroposfer).
Formal
Sementara itu, objek studi formal geografi merupakan cara berpikir dalam memandang berbagai fenomena material. Dalam prosesnya, objek studi formal ini diharapkan dapat menjawab fenomena secara menyeluruh dengan rumus 5w+1h.
Karena itu, objek studi formal kemudian bersandar kepada konsep-konsep geografi untuk lebih memperjelas pembahasannya. Misalnya pertanyaan "apa" dapat dijawab dengan konsep Nilai Kegunaan dan "dimana" dapat dijawab dengan konsep Lokasi. Sementara konsep Keterkaitan Ruang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan "bagaimana".
Demikianlah artikel tentang pengertian geografi. Mempelajari segala fenomena yang terjadi di atas permukaan bumi dapat menjadi menyenangkan jika langsung dihadapkan pada contoh nyata. Dan tentunya pengetahuan tersebut juga mendatangkan banyak manfaat.