20 Tari Tradisional dari Sumatera Barat Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya

Tari Tradisional dari Sumatera Barat Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya - Mulai dari yang paling terkenal yaitu Tari Piring. Siapa yang tidak mengenal tarian ini? dari Sabang sampai Merauke, tarian ini cukup terkenal dan kuno, mengusung filosofi yang dalam dan selalu lekat di hati masyarakat. Awalnya tari piring dimaksudkan untuk memberikan pujian dan 'rasa syukur' kepada dewi padi, karena masyarakat setempat percaya bahwa dewi inilah yang menyebabkan hasil panen yang melimpah di ladang mereka.

Tari Tradisional dari Sumatera Barat

Tari Tradisional dari Sumatera Barat

Daftar Tari Tradisional dari Sumatera Barat: 

1.Tari piring

Berasal dari provinsi Sumatera Barat. Masyarakat di sana dahulu melakukan ritual berupa tarian sebagai bentuk rasa syukur kepada dewa dengan hasil panen yang melimpah. Dalam ritual ini masyarakat membawakan sesaji berupa makanan yang disajikan di atas piring. Piring-piring tersebut kemudian dibawa oleh para penari untuk dijadikan properti tarian. Para penari yang membawa piring juga diiringi alunan musik yang selaras dengan gerakannya.

Fungsi dan Arti Tari Piring

Tarian ini digunakan sebagai ritual kepada dewa sebagai bentuk rasa syukur dengan hasil panen yang melimpah. Ritual ini dulunya diyakini ditujukan kepada dewi padi, Sang Sri. Tari piring biasa dibawakan pada acara-acara tertentu seperti upacara adat, upacara panen padi, khitanan, upacara pernikahan dan lain-lain.

Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan agama Islam di nusantara, tarian ini tidak hanya dibawakan untuk upacara adat saja. Tarian ini juga sering dibawakan saat hari raya besar seperti hari kemerdekaan Indonesia, penyambutan tamu, dan lain sebagainya.

Pakaian Tari Piring

Pakaian yang digunakan dalam tarian ini adalah pakaian adat khas Sumatera Barat. Jenisnya juga dapat dibedakan antara penari pria dan penari wanita. Meski berbeda namun tetap seragam sehingga tetap terlihat serasi dan kompak. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil, berkisar antara tiga sampai tujuh. Para penari untuk menggunakan pakaian berwarna cerah dengan corak merah dan kuning keemasan serta penutup kepala.

Gerakan Tari

Keunikan selanjutnya adalah gerakan yang tidak menyebabkan lempeng jatuh. Piring tersebut hanya di telapak tangan lalu digenggam. Kemudian tangan akan diayunkan dan diputar mengikuti irama musik. Gerakan ini juga diselingi dengan dering jari penari.

2. Tari Indang

Tarian Tradisional Sumatera Barat selanjutnya adalah Tari Indang. Kata 'Indang' sebenarnya adalah nama dari musik pengiringnya, sedangkan nama yang terkenal adalah Tari Dindin Badindin yang menjadi judul lagu pada saat pertunjukan ini dimainkan. Tari Indang berasal dari Kabupaten Pariaman. Jumlah pesertanya sama dengan tari piring yang pasti ganjil, namun yang satu ini lebih masif bahkan bisa mencapai 25 orang, dengan menggabungkan laki-laki dan perempuan. 

Untuk soal gerak tidak jauh berbeda dengan Tari Saman milik Provinsi Aceh, namun yang satu ini lebih santai dan sedikit lebih lambat. Tari Indang merupakan perpaduan budaya Melayu dan suku Islam. Di awal perkembangannya, tarian ini diiringi dengan tepuk tangan dari para peserta yang dibarengi dengan lantunan dzikir yang indah. 

Namun semakin ke sini, terjadi perubahan fungsi dimana keberadaannya lebih sebagai hiburan. Misalnya seperti penyambutan tamu besar, pernikahan, hari bersejarah dan acara publik lainnya. Apalagi sekarang tarian ini lebih dominan dimainkan oleh wanita saja. Dahulu, tarian ini bertujuan untuk dakwah Islam karena didalamnya terdapat nyanyian dzikir. Namun, ketika lirik dalam musik berubah, fungsi aslinya mulai berubah dan lebih difokuskan pada hiburan.

3. Tari Pesambahan

Tarian Tradisional Sumatera Barat ini selanjutnya disebut Pasambahan (Sesaji). Sesuai dengan namanya, tarian ini sering dimainkan saat penyambutan tamu kenegaraan besar, tokoh terkenal dan sejenisnya sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Saat tarian berlanjut, para tamu akan berada di bawah payung sambil berjalan menuju tempat duduk. Tari Pasambahan Tidak hanya sebagai penyambutan tamu, Tari Pasambahan juga dibawakan dalam berbagai acara adat, hiburan, penyambutan mempelai pria di rumah wanita dan lain sebagainya.

Setelah pertunjukan tari selesai, para tamu akan disuguhkan dengan daun sirih di Carano. Dalam budaya perkawinan, mempelai pria akan menerima daun sirih sebagai ketua rombongan. Secara umum tarian ini dibawakan oleh 9 orang yang terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 2 orang penari pria yang melakukan gerakan pencak silat, kelompok kedua terdiri dari 4 orang penari wanita yang menari dengan lembut dan anggun. Dan yang terakhir adalah seorang wanita dengan 1 gendongan carano dan 2 orang pendamping.

4. Tarian Payung

Tarian tradisional dari Sumatera Barat yang ditampilkan sebagai ungkapan kasih sayang kepada kekasih. Payung dalam tarian payung merupakan simbol perlindungan bagi kekasihnya. Tarian payung sering dilakukan berpasangan karena unsur romantisnya. Alat lain selain payung adalah kerudung yang bisa dipakai oleh perempuan, sedangkan payung dipakai oleh laki-laki. Tarian payung yang dibawakan dengan musik dinamis untuk memeriahkan acara seperti pesta, pameran, dan lain sebagainya.

Payung disini dilambangkan sebagai perlindungan bagi perempuan, dari berbagai macam hal yang tidak diinginkan, baik yang mengganggu hingga berupa ancaman terhadap keselamatan. Unsur-unsur dalam tarian ini penuh dengan romantisme dan relasi yang berjalan dengan baik, sekaligus menggambarkan bagaimana seorang pria harus bisa bertanggung jawab. Dalam Tari Payung ini pola irama yang digunakan adalah 1-2-3-4 yang dijadikan dasar gerakan. Tahapan gerakannya adalah sebagai berikut:

Gerakan 1:

• Tangan kanan memegang payung dan kemudian tangan kiri di pinggang,

• payung diayunkan ke kiri dalam hitungan ganjil,

• payung diayunkan dalam hitungan genap,

• langkah kaki maju hitungan 1 sampai 4,

• kaki melangkah mundur dalam hitungan 5 sampai 8.

Gerakan 2:

• Payung terayun ke kiri dalam hitungan ganjil

• Payung diayunkan ke kanan dalam hitungan genap

• Langkah kaki maju dalam lingkaran hitungan 1 sampai 4

Gerakan 3:

• Payung diletakkan di samping

• Tangan diayunkan ke bawah dalam hitungan ganjil

• Tangan diayunkan ke samping dalam hitungan genap

• Langkah kaki maju dalam lingkaran hitungan 1 sampai 4

Gerakan 4:

• Payung terayun ke kiri dalam hitungan ganjil,

• Payung mengayun tepat dalam hitungan genap,

• Kaki melangkah keluar dari panggung menghitung 1 sampai 4.

5. Tari Rancak

Tari Rancak merupakan seni tari yang umumnya dimainkan oleh wanita. Sesuai dengan namanya 'Rancak' atau Cantik, tarian ini menggambarkan ketegasan jika dilihat dari gerakannya. Dengan demikian, wanita tidak hanya cantik atau cantik dipandang, tapi juga tegas dan kuat. Selain itu, musik pengiring juga melambangkan kekuatan yang mendalam yang memunculkan irama dan hentakan musik yang anggun.

Saat ini tari Rancak mengusung 2 versi, yang pertama adalah tari Rancak Kudo dari Pesisir Selatan, dan yang lainnya adalah kreasi Gusmati Sud. Perbedaan kedua versi tersebut terletak pada kreasi Gusmati Sud yang memiliki beberapa gerakan berbeda, antara lain Tagak-tagak (Tegak), Ukua jo jangko (Ukur dengan jengkal), Garak-garik (Gerak-gerik) dan Raso Pareso (felt dan cek). ).

6. Tari Baralek Gadang

Yang pertama disebut Baralek Gadang, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah Pesta Besar. Berdasarkan gerakannya Makna Tari Baralek Gadang bercerita tentang kehidupan sehari-hari di Ranah Minang. Diantaranya yaitu mulai dari pagi hari, pergi ke sawah, menanam padi, memanen hingga makan bajamba. Anda bisa menyaksikan tarian ini saat ada hari atau momen penting di Sumatera Barat, hingga pernikahan atau hajatan lainnya.

7. Tarian Galombang

Tarian Tradisional Sumatera Barat selanjutnya yaitu Tari Galombang (Ombak) merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang biasa dimainkan pada saat upacara adat atau tradisi budaya lokal. Tari Galombang biasanya dimainkan oleh lebih dari 10 orang yang terbagi dalam 2 kelompok kiri dan kanan.

Tarian ini akan mulai dimainkan ketika tamu undangan istimewa, atau pembawa acara yang mengadakan acara, telah tiba. Gerakan sapaan tari ini diangkat dari filosofi pencak silat (silek), sehingga kedua kelompok ini terlihat seperti sedang memperagakan gerakan silat.

8. Tari Alang Babega

Tari Alang Babega merupakan salah satu tarian Minangkabau yang dipengaruhi oleh suku Mentawai. Dari gerakannya, tarian ini menggambarkan kehidupan elang yang terbang tinggi sambil memantau mangsanya, kemudian melakukan penyelaman tajam untuk memburu kembali.

9. Tari Ambek-Ambek

Selanjutnya disebut Tari Ambek-Ambek yang diketahui berasal dari daerah Koto Anau, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Tari Daerah Sumatera Barat ini mencerminkan tingkah laku anak-anak saat bermain, berpura-pura berkelahi dengan teman lainnya. Awalnya, tarian ini dulunya merupakan ritual keagamaan yang sakral.

Gerakan Tari Ambek-Ambek ini memunculkan unsur pencampuran gerak Pencak silat. Tarian ini dilakukan oleh pria dan wanita dengan menggunakan pakaian adat Minangkabau. Struktur gerakannya meliputi Pasambahan, Suduang Daun, Sauik, Kaluang dan Jinjian Bantal.

Tarian Ambek-Ambek juga dikenal dengan sebutan Tari Mancak yang artinya “berkelahi”. Gerakan-gerakan tersebut menggambarkan jurus pencak silat Harimau Campo, dengan jurus dan gerak tubuh mengikuti alur musik pengiring yang dimainkan.

10. Tari Barabah

Dalam bahasa minang barabah adalah nama burung yang dalam bahasa indonesia saya tidak tahu. Tarian ini diiringi dengan gerakan pencak silat dengan alat musik Talempong yang mengiringinya. Tari Barabah dibawakan oleh minimal sepasang penari pria dan wanita, mengenakan pakaian adat Sumatera Barat, beserta keris sebagai properti pelengkap.

11. Tari Kain Salendang

Tarian Kain Salendang berasal dari daerah Darek, namun lebih populer di Kabupaten Pesisir Selatan. Tarian ini hanya dibawakan oleh dua orang yaitu penari dan pemusik yang masing-masing menggunakan peralatan khusus. Para penabuh sendiri menggunakan alat musik Gendang sebagai properti pengiring, sedangkan para penari menggunakan selendang untuk mengiringi gerakan mereka sepanjang tarian.

12. Tari Kiek Gadih Minang

Dalam keseluruhan gerak tari ini merupakan gabungan dari beberapa unsur gerak dalam tari tradisional Minangkabau lainnya. Tarian ini dibawakan oleh wanita secara berkelompok. Arti dari tarian kiek ini adalah untuk menceritakan kesibukan gadis Minang di pagi hari, persiapan sebelum beraktivitas ke masjid.

13. Tari Lilin

Tarian ini sangat identik dengan cerita rakyat Minang yang merupakan cikal bakal dari tarian lilin. Tarian lilin adalah tarian dimana penari membawa lilin kemudian menari dengan diiringi musik yang dibawakan oleh pemusik. Bercerita tentang seorang gadis yang mengalami masalah saat kekasihnya meninggalkannya, dia kehilangan cincin pertunangannya. Gadis itu menggunakan lilin untuk diletakkan di atas piring untuk menemukan cincin itu. Gerakannya yang anggun dan indah saat mencari cincin adalah sumber dari asal mula tarian lilin.

14. Tari Paten

Tidak jauh berbeda dengan gerakan tari piring, biasanya tarian ini dimainkan pada saat musim panen padi. Gerakan yang dilakukan menggambarkan para petani sedang mencangkul hingga proses memanen padi.

15. Tari Tudung Saji

Tarian tradisional Sumatera Barat selanjutnya disebut Tudung Saji, sesuai dengan namanya Tarian ini menggunakan khasiat Tudung Saji yang diletakkan di atas kepala sambil menari tanpa jatuh dengan diiringi musik melayu yang sangat khas. Tarian ini juga salah satu yang sudah masuk internasional. Popularitasnya terbukti karena sudah memasuki Eindhoven Asia Night Market, pada 6 Juli 2008 silam.

Tari Randai merupakan gabungan dari kata Kaba dan Silek. Kaba memiliki arti "berita", yang bersumber dari seorang musafir berupa pesan-pesan agama, akhlak, nilai-nilai dan norma-norma. Sedangkan Silek adalah salah satu ilmu bela diri. Kedua istilah ini digabungkan dengan musik pengiring gurindam yang indah. Tarian Randai dibawakan oleh para pria dengan formasi melingkar dan gerakan yang serentak.

16. Tari Sabalah

Tari Sabalah merupakan salah satu tarian tradisional Sumatera Barat yang menggambarkan kehidupan dan martabat perempuan Minang, Sumatera Barat. Selain itu Tari Sabalah juga sebagai bentuk rasa syukur saat hujan turun di segala ladang sebagai berkah bagi manusia. Sabalah artinya satu sisi, karena hanya menggunakan plat sebelah tangan. Gerakan tari Sabalah bersifat dinamis dan lincah serta dibawakan oleh wanita anggun dan gagah.

17. Tarian Sinar Riau

Pencipta tarian ini bernama Ajis St. Sati, tarian ini menggunakan khasiat khusus dengan kostum tradisional. Gerakan tari ini umumnya sangat anggun diiringi musik yang dinamis.

18. Tari Tempurung

Tari kerang pada umumnya ditujukan sebagai media hiburan dan komunikasi bagi masyarakat Batu Manjulur. Tarian Tempurung menggunakan pakaian hitam khas Minangkabau. Minimnya minat generasi muda untuk mempelajari tari tradisional membuat Tari Tempurung semakin kurang eksis di masyarakat Kanagarian Batu Manjulur.

Tarian tempurung merupakan tarian yang menggunakan cangkang sebagai properti menarinya. Tarian tradisional Sumatera Barat ini dikenalkan oleh Ali Muhammad sekitar tahun 1952. Popularitas tari kerang berkembang hingga Nagari Ayei Keren Padang Sibusuk dari tahun 1970 hingga 1980. 

19. Tarian Randai

Pada masa awal seni randai merupakan salah satu sarana untuk membantu mengkomunikasikan pesan-pesan penting bagi masyarakat dan penduduk Minangkabau setem pat. Asal mula kata randai sendiri berasal dari kata merandai  yang artinya membentuk lingkaran. Pada awal semua pemeran dalam teater Randai adalah laki-laki. Jika ada tokoh perempuan dalam cerita tersebut, maka akan diperankan oleh laki-laki. Karakter wanita dipilih sesuai dengan bentuk fisiknya. 

Karakter wanita harus terlihat bagus saat memerankan karakter tersebut. Laki-laki yang memerankan tokoh perempuan bukanlah waria, bahkan saat berdialog, suaranya tidak berubah menjadi suara perempuan, melainkan kostum dan riasannya perempuan. Karakter perempuan biasanya menjadi primadona dalam pertunjukan Randai, namun dalam perkembangannya Randai dapat dimainkan oleh semua kalangan.

Fungsi hiburan masyarakat randai biasanya diadakan pada pesta-pesta umum, pesta panen padi, upacara perkawinan dan adat istiadat lainnya atau pada hari raya Idul Fitri. Untuk memperkuat rasa tradisi juga memberikan kesempurnaan pada adat Minangkabau itu sendiri, Sarana Aspirasi dan Media Informasi. Dalam pertunjukan Tari Randai akan ditari secara massal atau berkelompok, dimana tarian ini terdapat beberapa orang yang umumnya akan menjadi tokoh utama dan pemain lain sebagai pendukung cerita.

Yang berfungsi untuk memeriahkan tarian agar lebih meriah. Perpaduan unsur musik yang menarik, gerak tari, silat yang dinamis, penceritaan yang sangat atraktif, dan cerita yang diceritakan membuat tari tradisional ini terlihat sangat indah dan eksotik. kostum celana di antara kedua kakinya yang menghasilkan suara dentuman, selain itu juga terdapat gerakan tepuk tangan yang harmonis dan kompak.

20. Tari Rantak

Tarian tradisional dari Minangkabau selanjutnya adalah Tari Rantak. Mayoritas gerakannya diambil dari gerakan pencak silat. Sesuai dengan namanya, arti dari rantak adalah "menghentak". Para penari sering menghentakkan kaki mereka di lantai, menciptakan perpaduan suara yang selaras dan ritmis.

Saat menyaksikan pertunjukan tari ini, Anda akan mendengarkan paduan musik pengiring dengan dentuman penari. Total gerakan dari tarian ini adalah 15 gerakan. Tarian ini diciptakan oleh Gusmiati Suid, seorang maestro tari yang kelahiran Batusangkar, Sumatera Barat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel