150 Pantun Kompilasi Lucu dan Sangat Romantis

Pantun Kompilasi Lucu dan Sangat Romantis - Hallo sobat Pintarsiana, pada kesempatan ini saya akan mencoba untuk berbagi kembali salah satu pantun yang super lucu dan sangat romantis yaitu Pantun Jenaka. Pantun ini sengaja saya sajikan agar kalian semua bisa terhibur saat membacanya dan hati galau bisa hilang rasa sedihnya.

Pantun Kompilasi Lucu dan Sangat Romantis

Pantun merupakan khasanah bahasa Indonesia. Makna yang terkandung dalam pantun mudah dicema, diingat-ingat dan menjadikan "pedoman" bagi kita. Dengan pendekatan komunikatif, keberadaan pantun semakin melekat dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat umum juga menyukai dan menggunakan pantun. 

Pantun Komplikasi Lucu dan Sangat Romantis

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu : sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua bads terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dad pantun tersebut.

Pantun Kompilasi Lucu

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga slur berfikir. Pantun melatih seseorang untuk berfikir tentang maim kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfildr asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaftan dengan kata yang lain. 

Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan. 


Tingkap papan kayu bersegi,

Sampan sakat di Pulau Angsa;

Indah tampan kerana budi,

Tinggi bangsa kerana bahasa.


Buah berangan masaknya merah,

Kelekati dalam perahu;

Luka di tangan nampak berdarah,

Luka di hati siapa yang tahu.


Dari mana punai melayang,

Dari paya turun ke padi;

Dari mana datangnya sayang,

Dari mata turun ke hati.


Pucuk pauh delima batu,

Anak sembilang di tapak tangan;

Tuan jauh di negeri satu,

Hilang di mata di hati jangan.


Kalau tuan jalan ke hulu,

Carikan saya bunga kemboja;

Kalau tuan mati dahulu,

Nantikan saya di pintu syurga.



Halia ini tanam-tanaman,

Ke barat juga akan condongnya;

Dunia ini pinjam-pinjaman,

Akhirat juga akan sungguhnya.


Malam ini merendang jagung,

Malam esok merendang serai;

Malam ini kita berkampung,

Malam esok kita bercerai.


jalan-jalan ke kota paris

banyak rumah berbaris-baris

biar mati diujung keris

asal dapat dinda yang manis…


ke cimanggis membeli kopiah

kopiah indah kan kau dapati

begitu banyak gadis yang singgah

hanya dinda yang memikat hati


jika aku seorang pemburu

anak rusa kan kudapati

jika dinda merasa cemburu

tanda cinta masih sejati


darimana datangnya sawah

dari sawah turun ke kali

darimana datangnya cinta

dari mata turun ke hati


Bau-bau jembatan tujuh,,

tempat memungut sebuah lolah,,

kalau adinda udah setujuh,,

tunggulah saya tamat sekolah,,


Pisang nangka buat kolak

Jambu biji diblendrin

Kalo nona tetep galak,

Lebaran depan ga dimaapin


menaiki kereta merknya honda

pergi selayang kerumah hanapi

bila cinta mekar di dada

siang terkenang malam termimpi


anak unta siapa yg punya

menangis iba kehilangan ibu

bila cinta sudah menyapa

rindu mulai membara dikalbu


mulanya duka kini menjadi lara

teman tiada hanyalah sendu

bila rindu mulai membara

itulah tanda cinta berpadu


hati berdetik dalam cahaya,

seperti belati menikam dada

Cinta abadi kekal selamanya

Musim berganti tapi wajah takkan lupa


cinta datang tak berwaktu

perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu

semua hadir tanpa permisi

untuk mencoba mengisi hati


hati-hati minum digelas

kalau terlepas pecahlah nanti

cinta hati selalunya ikhlas

cinta buta yang makan hati


cinta tak memandang bulu

cinta juga tak mengenal waktu

rasakan cinta dihatimu

betapa indah mengikis kalbu


bila terluka berkata begitu

hingga terlupa cinta yang suci

cinta manusia memanglah begitu

cinta padaNYA cinta yang sejati


terluka hati karna kata udah biasa

namun terluka karna usia sungguh asa

bila kata dianggap tak bermakna

tapi usia adalah segalanya


Untuk menjadi seorang perwira

Harus bertapa di dalam gua

Kalau cinta kukuh di jiwa

Biar melayang kembali jua


papua tanah impian jiwa

kubermimpi melayang terbang kesana

teman sehati selalu bersua

karena tak bisa terpisahkan begitu saja


panah cinta tlah menancap…

kedua hati pun menyatu…

asmara semakin mendekap…

cinta takkan berlalu…


anak ayam turun ke kali

bermain air riang gembira

betapa senangnya bisa ngejunk lagi

memburu kata mengejar tawa


minum arak pahit rasanya…

tidak cocok untuk anak kuliah…

apalah daya sudah usaha…

belum apa-apa sudah binasah…


sunggulah indah si burung pipit

terbang yang tenang si burung dara

bila ku tahu bercinta sakit

takkan ku mulai dari semula


orang palembang menanam padi

negeri malaka negeri seberang

putus cinta jangan bersedih

dunia ini masih panjang


burung kakatua

hinggap dijendela

siapa yang jatuh cinta

pasti cemburu buta


Burung kakak tua udah tak berdaya

Burung adik muda terbang ke angkasa

Makasi kakek telah berjuang bela negara

Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA


kucing kurus mandi dipapan

papan nya sikayu jati

aku kurus bukan karena kurang makan

tetapi mikirin sijantung hati


disana gunung disini gunung

ditengah tengah gunung berapi

kesana bingung kesini bingung

itulah namanya jatuh hati


Pantun Nasehat Sangat Bijak


Banyak sayur dijual di pasar

Banyak juga menjual ikan

Kalau kamu sudah lapar

cepat cepatlah pergi makan


Kalau harimau sedang mengaum

Bunyinya sangat berirama

Kalau ada ulangan umum

Marilah kita belajar bersama


Hati-hati menyeberang

Jangan sampai titian patah

Hati-hati di rantau orang

Jangan sampai berbuat salah


Manis jangan lekas ditelan

Pahit jangan lekas dimuntahkan

Mati semut karena manisan

Manis itu bahaya makanan.


Buah berangan dari Jawa

Kain terjemur disampaian

Jangan diri dapat kecewa

Lihat contoh kiri dan kanan


Di tepi kali saya menyinggah

Menghilang penat menahan jerat

Orang tua jangan disanggah

Agar selamat dunia akhirat


Tumbuh merata pohon tebu

Pergi ke pasar membeli daging

Banyak harta miskin ilmu

Bagai rumah tidak berdinding


Pinang muda dibelah dua

Anak burung mati diranggah

Dari muda sampai ke tua

Ajaran baik jangan diubah


Anak ayam turun sepuluh

Mati satu tinggal sembilan

Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh

Supaya engkau tidak ketinggalan


Anak ayam turun sembilan

Mati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalan

Tapi jangan sampai putus harapan


Anak ayam turun delapan

Mati satu tinggal lah tujuh

Hidup harus penuh harapan

Jadikan itu jalan yang dituju


Ada ubi ada talas

Ada budi ada balas

Sebab pulut santan binasa

Sebab mulut badan merana


Jalan kelam disangka terang

Hati kelam disangka suci

Akal pendek banyak dipandang

Janganlah hati kita dikunci


Bunga mawar bunga melati

Kala dicium harum baunya

Banyak cara sembuhkan hati

Baca Quran paham maknanya


Ilmu insan setitik embun

Tiada umat sepandai Nabi

Kala nyawa tinggal diubun

Turutlah ilmu insan nan mati


Ke hulu membuat pagar,

Jangan terpotong batang durian;

Cari guru tempat belajar,

Supaya jangan sesal kemudian.


Tiap nafas tiadalah kekal

Siapkan bekal menjelang wafat

Turutlah Nabi siapkan bekal

Dengan sebar ilmu manfaat


Hati-hati menyeberang

Jangan sampai titian patah

Hati-hati di rantau orang

Jangan sampai berbuat salah


Manis jangan lekas ditelan

Pahit jangan lekas dimuntahkan

Mati semut karena manisan

Manis itu bahaya makanan.


Buah berangan dari Jawa

Kain terjemur disampaian

Jangan diri dapat kecewa

Lihat contoh kiri dan kanan


Anak ayam turun sepuluh

Mati satu tinggal sembilan

Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh

Supaya engkau tidak ketinggalan


Anak ayam turun sembilan

Mati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalan

Tapi jangan sampai putus harapan


Anak ayam turun delapan

Mati satu tinggal lah tujuh

Hidup harus penuh harapan

Jadikan itu jalan yang dituju


Di tepi kali saya menyinggah

Menghilang penat menahan jerat

Orang tua jangan disanggah

Agar selamat dunia akhirat


Tumbuh merata pohon tebu

Pergi ke pasar membeli daging

Banyak harta miskin ilmu

Bagai rumah tidak berdinding


Pinang muda dibelah dua

Anak burung mati diranggah

Dari muda sampai ke tua

Ajaran baik jangan diubah


asam kendis asam gelugur

ke 3 asam riang riang

badan menangis di dlm kubur

teringat badan tak pernah sembahyang


Kemumu di tengah pekan

Di hembus angina jatuh ke bawah

Ilmu yang tak pernah di amalkan

Bagai pohon tak berbuah


Buah semangka buah labu

Buah di atas enak rsanya

Berbondonglah kamu menuntut ilmu

Karena wajib hukumnya


Naik pesawat ke pakistan

Sampainya pasti cepat

Belajarlah dari kesalahan

Kelak kebahagiaan akan di dapat


Pantun Suka Cita



Sinangis lauk ‘rang tiku

Diatur dengan duri pandan

Menangis duduk di pintu

Melihat ayah pergi berjalan


Diatur dengan duri pandan

Gelombang besar membawanya

Melihat ayah pergi berjalan

Entah ‘pabila kembalinya


Lurus jalan ke Payakumbuh

Kayu jati bertimbal jalan

Dimana hati tidakkan rusuh

Ibu mati bapak berjalan


Kayu jati bertimbal jalan

Turun angin patahlah dahan

Ibu mati bapak berjalan

Kemana untung diserahkan


Besar buahnya pisang batu

Jatuh melayang selaranya

Saya ini anak piatu

Sanak saudara tidak punya


Hiu beli belanak beli

Udang di Manggung beli pula

Adik benci kakak pun benci

Orang di kampung benci pula


Rakit ditetas dengan kapak

Hanyutkan dari pulau kukus

Sakitnya saya tidak berbapak

Apa kehendak tidaklah lulus


Lurus jalannya ke Tanjung Sani

Berkelok tentang ladang lada

Jauh bedanya nasibku ini

Dengan anak orang berada


Ke balai membawa labu

Labu amanat dari si tunggal

Orang memakai baju baru

Hamba menjerumat baju bertambal


Merpati terbang ke jalan

Ikan belanak makan karang

Bunda mati bapak berjalan

Melarat anak tinggal seorang


Orang Padang pergi ke Pauh

Sampai di Pauh membeli lokan

Bunda kandung berjalan jauh

Tergemang anak ditinggalkan


Tukang batu mengasah pahat

Mengambil air dari tepian

Ayah bunda cobalah lihat

Anak menanggung perasaan


Mengambil air dari tepian

Pembasuh cangkir cawan pinggan

Anak menanggung perasaian

Sejak anak bunda tinggalkan


Di mana padi takkan luluh

Padi basah tidak di tampi

Di mana hati takkan rusuh

Bunda hilang bapak berbini


Elang berculit tengah hari

Cenderawasih mengirai kepak

Alangkah sakitnya berbapa tiri

Awak menangis disangka gelak


Anak orang di Tanjung Sani

Duduk bersandar di pedati

Tidak disangka akan begini

Pisau dikandung makan hati


Panjanglah rumput di pematang

Disabit orang Inderagiri

Disangka panas sampai petang

Kiranya hujan tengah hari


Rumah beranjung di ulakan

Rumah baginda Merahganti

Kami dimulia, dihinakan

Alangkah iba rasa hati


Anak orang di Padang Tarap

Peram pisang dalam jerami

Kami diberi harap-harap

Itu mengiba hati kami


Orang Padang ke Sukabumi

Berangkat dari Pulau Karam

Jangan ditumpang biduk kami

Biduk tiris menanti karam



Elok rupanya kumbang jati

Dibawa itik pulang petang

Tidak terkata besar hati

Melihat ibu sudah datang


Dibawa itik pulang petang

Dapat dirumput bilang-bilang

Melihat ibu sudah datang

Hati cemas menjadi hilang


Dapat di rumput bilang-bilang

Menghisap bunga dengan mayang

Hati cemas menjadi hilang

Perut lapar menjadi kenyang


Juragan bernama Sutan Tahir

Muat beras bercampur pulut

Selama masa adikku lahir

Telah beroleh kawan bergelut


Orang Bandung memintal kapas

Anak Cina berkancing tulang

Ayah kandung pulanglah lekas

Ananda rindu bukan kepalang


Pergi mengail umpan sinangis

Dapatlah limbat gedang-gedang

Adik kandung jangan menangis

Orang penangis lambat gedang


Cina gemuk membuka kedai

Menjual embeh dengan pasu

Bertepuk adikku pandai

Boleh diupah dengan susu


Ramai orang bersorak-sorak

Menepuk gendang dengan rebana

Alangkah besarnya hati awak

Mendapat baju dengan celana


Ayam kinantan terbang mengekas

Hinggap di ranting bilang-bilang

Melihat ibu pulang lekas

Hatiku besar bukan kepalang


Hanyut batang berlilit kumpai

Terdampar di ujung Tanjung Jati

Bunda pulang bapa pun sampai

Kemi semua berbesar hati


Saya tidak pandai menari

Sebarang tari saya tarikan

Saya tidak pandai menyanyi

Sebarang nyanyi saya nyanyikan


Kita menari keluar bilik

Sebarang ari kita tarikan

Kita bernyanyi adik-beradik

Sebarang nyanyi kita nyanyikan


Tengah rembang panas teduh

Peluh di badan habis bertitik

Ayuhai saudara jangan bergaduh

Lihatlah bunda sudah berbalik


Sayang pisang tiada berjantung

Bunga keluar dari kelopak

Penat sangat ibu mendukung

Adik tak juga mau gelak


Buai-buai dalam buaian

Buaian dari rotan saga

Panjang benar janggut tuan

Mari dibuat tali timba


Burung elang burung merpati

Terbang ke kubur mencari makan

Bukan kepalang senangnya hati

Melihat ibu pulang dari pekan


Akhir Kata

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. 

Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel