Pengertian Karakter, Contoh dan Jenis-Jenis Karakter Manusia

Pengertian Karakter, Contoh dan Jenis-Jenis Karakter Manusia akan saya ulas selengkap-lengkapnya di kesempatan kali ini. Setiap orang memiliki karakter uniknya masing-masing. Ada yang karakternya mirip tetapi  ternyata berbeda pada sisi-sisi tertentu. Bisa juga seseorang memiliki karakter tertentu, yang ketika dikenal lebih dalam ternyata justru memiliki karakter sebaliknya. Tetapi apa sebenarnya pengertian karakter itu? Berikut uraiannya.

Pengertian Karakter


Karakter disebut juga watak, adalah sifat atau perilaku yang sudah melekat pada diri seseorang. Sifat ini mempengaruhi cara orang tersebut berpikir dan bertindak atas segala situasi yang dihadapinya.

Pengertian Karakter, Contoh dan Jenis-Jenis Karakter Manusia
Kenali Karaktermu

Karakter tidak serta merta dibawa sejak lahir. Pembentukan karakter ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pergaulan. Faktor ini yang kemudian menempanya secara terus menerus hingga terekam di alam bawah sadar.

Faktor Pembentuk Karakter Manusia


Setidaknya ada 3 faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter pada diri manusia. Setiap orang tidak selalu mendapatkan pengaruh dalam porsi yang sama. Ini tergantung seberapa besar partisipasinya dalam suatu lingkungan.

1. Lingkungan Masyarakat


Masyarakat di wilayah berbeda memiliki budaya dan norma yang berbeda pula. Hal ini dapat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Keluarga, sebagai lingkup masyarakat terkecil juga masuk dalam kategori ini.

Sebagai contoh, seseorang yang tinggal di daerah padat penduduk mungkin akan lebih mengerti bagaimana bersosialisasi dengan tetangga. Tetapi di sisi lain bisa jadi orang tersebut menjadi tidak terlalu peduli terhadap privasi. Sementara orang yang tinggal di kawasan elite cenderung lebih individualis, tetapi menjadi lebih waspada terhadap orang yang belum dikenal.

2. Lingkungan Pendidikan


Pembentukan karakter dalam lingkungan pendidikan bergantung kepada budaya belajar di lingkungan tersebut. Pendidikan disini tidak hanya mencakup pendidikan formal seperti sekolah. Tetapi juga termasuk pendidikan non-formal seperti bimbingan belajar, kursus, dan sebagainya.

Semua mempunyai sisi positif dan negatifnya. Lingkungan pendidikan yang kompetitif misalnya, kemungkinan akan menghasilkan manusia dengan daya juang yang tinggi. Tetapi bila tidak diimbangi dengan sikap tenggang rasa, suatu ambisi yang berlebihan bisa saja menyulut persaingan tidak sehat.

3. Pengalaman


Bagaimanapun lingkungan memberi pengaruh, pengalaman pribadi seringkali lebih membekas dalam ingatan seseorang. Karakter yang terbentuk biasanya merupakan respon atas apa yang dihadapi atau dialami seseorang secara langsung. Ini pula yang bisa membuat karakter seseorang berubah.

Jenis-jenis Karakter


Secara garis besar, Hippocrates membagi jenis karakter menjadi empat. Seseorang bisa saja memiliki keempat jenis karakter tersebut. Namun pasti ada satu yang paling dominan, yang kemudian menjadi ciri khas dirinya yang dapat dilihat orang lain.

1. Koleris


Pengertian karakter koleris seringkali disebut sebagai karakter kuat. Orang dengan karakter koleris dikenal dengan jiwa kepemimpinannya. Dia adalah tipe yang ambisius sekaligus suka mengatur dan memerintah. Seorang koleris juga cenderung bersikap tegas dan cepat mengambil keputusan.

Di balik itu, orang dengan karakter koleris ini memang mampu menyampaikan ide-idenya dengan baik. Sifatnya yang selalu antusias juga dapat membakar semangat orang-orang untuk ikut tergerak di dalamnya.

2. Sanguinis


Seperti koleris, seorang sanguinis juga merupakan orang dengan karakter ekstrovert. Dia sangat suka menjadi pusat perhatian. Hanya saja, sanguinis lebih cenderung memandang orang-orang sebagai objek untuk dihibur.

Tipe ini memiliki ciri-ciri ramah, periang, serta ekspresif. Ketika ada orang seperti ini di suatu momen, suasana dapat menjadi cair dan orang-orang seakan terkoneksi dengan memusatkan perhatian padanya. Namun, setiap karakter tentu memiliki kelemahan. Sanguinis biasanya kurang terorganisir dan kurang serius.

3. Plegmatis


Dari keempat karakter, plegmatis ini adalah karakter yang paling santai. Orang plegmatis adalah pendengar yang baik dan mempunyai rasa toleransi yang tinggi. Dia juga ringan tangan dan senang membantu.

Karakter ini cenderung menghindari konflik. Karena itu, apabila terjadi pertentangan, dia lebih memilih untuk mengalah agar tidak berbenturan dengan yang lain. Itulah juga mengapa pengertian karakter plegmatis adalah karakter yang cinta damai.

Tetapi hal tersebut juga memiliki sisi negatif. Keengganan untuk berkonflik itu menjadikannya sulit membuat keputusan serta tampak tidak berpendirian. Selain itu, sifatnya yang santai juga menyebabkan adanya kebiasaan menunda-nunda.

4. Melankolis


Karakter melankolis secara singkat dapat dideskripsikan sebagai karakter yang perfeksionis. Seorang melankolis menyukai segala hal berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Karakter ini juga sangat perhatian terhadap detail.

Bertolak belakang dengan sanguinis, seorang melankolis cenderung menghindari perhatian. Dia cukup puas menjadi orang belakang layar. Yang terpenting adalah semua berjalan sesuai rencana dan sesempurna mungkin.

Perfeksionismenya ini kadang juga menjadi hal yang sulit diterima orang lain. Seorang melankolis bisa dianggap rumit dan terlalu memikirkan hal yang tidak penting.

5. Konsep Diri


Cara seseorang memandang diri dan potensi apapun terkait dengan dirinya dapat disebut konsep diri. Konsep diri ini dapat dibagi menjadi 2, positif dan negatif. Jenis kepribadian tidak menentukan konsep diri apa yang dimiliki seseorang.

6. Konsep Diri Positif


Memiliki konsep diri positif berarti mengenal dirinya sekaligus mampu menerima segala keadaan yang melekat. Orang dengan konsep diri positif, akan berusaha untuk terus mengembangkan diri dan menggali potensi yang dimiliki. Ia juga selalu bersikap optimis  terhadap apa yang dihadapi.

Meskipun begitu, mereka bukannya tidak memiliki kekurangan. Orang dengan konsep diri positif justru sangat menyadari kekurangan dan kelemahannya. Tetapi mereka berusaha mengambil pelajaran dan memperbaiki diri, tidak hanya diam dan meratapi nasib buruk.

7. Konsep Diri Negatif


Sementara itu, orang dengan konsep diri negatif cenderung memiliki harga diri yang tinggi namun salah persepsi. Mereka ini senang dan bangga terhadap pujian. Hal tersebut seketika membuatnya menjadi besar kepala.

Seiring dengan hal itu, orang dengan konsep diri negatif juga cenderung anti kritik. Setiap kritikan akan dirasa sebagai bibit yang mengundang permusuhan.

Selain itu, mereka juga memiliki sifat pesimis, merasa lemah dan tidak beruntung. Ketika tertimpa hal-hal yang tidak menyenangkan, mereka cenderung akan mencari kambing hitam.

Contoh Karakter Manusia


Mengacu pada jenis-jenis karakter yang telah dibahas, dapat diambil contoh karakter yang lebih spesifik dari keempat jenis karakter tersebut. Seseorang bisa saja memiliki karakter lain di luar karakter dominannya. Oleh karena itu, seorang koleris, misalnya, mungkin saja memiliki satu atau dua karakter plegmatis sebagai sisi lain dirinya.

Contoh-contoh karakter tersebut adalah sebagai berikut.

1. Karakter Koleris, memiliki ciri-ciri:

  • Produktif
  • Tegas
  • Berjiwa Pemimpin
  • Teguh Pendirian
  • Ambisius
  • Keras Kepala

2. Karakter Sanguinis dapat ditandai dengan sifat-sifat:

  • Ramah
  • Bersemangat
  • Senang Bergaul
  • Ekspresif
  • Mudah Dikendalikan
  • Merasa Polos
  • Tidak Terorganisir

3. Karakter Plegmatis, di antaranya seperti:

  • Tenang
  • Diplomatis
  • Dapat Diandalkan
  • Cari Aman
  • Terkesan Tidak Punya Pendirian
  • Kurang Termotivasi

4. Karakter Melankolis, secara spesifik dapat dilihat dari ciri-cirinya, yaitu:

  • Perfeksionis
  • Rela Berkorban
  • Teliti
  • Idealis
  • Pemurung
  • Tidak Suka Menjadi Pusat Perhatian
Membahas pengertian karakter tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana contoh nyata karakter itu sendiri. Lebih jauh, karakter bukan hanya untuk diketahui. Melainkan juga untuk dipahami untuk menemukan pendekatan yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi. Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel